Friday, June 7, 2013

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut Ahok


By on 11:46 PM

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut Ahok pasti memiliki pandangan berbeda dengan kita. Memang pandangan akan sistem pemerintahan indonesia akan beragam bila kita mencoba melihat dari sudut yang lain, dari sejarah atau kejadian kejadian penting yang membentuk karakter seseorang akan kecintaannya terhadap Indonesia. Untuk itu mari kita mengenal Ir. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lebih dalam untuk mengetahui  apa yang membentuk karakter pemikiran tentang Sistem Pemerintahan Indonesia ala Ahok.

Tentang Ahok
Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM (Ahok)
Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
Tanggal lahir : 29 Juni 1966
Agama : Kristen Protestan
Nama Istri : Veronica, ST
Nama anak pertama : Nicholas
Nama anak kedua : Nathania
Nama anak ketiga : Daud Albeenner
Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
Nama ibu : Buniarti Ningsih


Ahok Bergaya Untuk Majalah Tempo.

Masa Pendidikan dan Pengalaman Kerja


Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok lahir di desa "Laskar Pelangi" gantung, Belitung Timur. Ia melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih jurusan Teknik Geologi fakultas FTM Universitas Trisakti.

Setelah mendapatkan gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, Ahok pulang kampung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan PT Timah.

Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Ahok sadar bahwa hal ini tidak akan mampu mewujudkan visi yang ia miliki, sebab untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan investor juga dibutuhkan manajemen yang profesional.

Untuk itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Setelah menyelesaikan S-2 nya Ahok bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta. Perusahaan ini bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ahok bekerja disini sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai ancang ancang untuk membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Dan pada tahun 1995 Ahok memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali pulang ke kampung untuk mewujudkan visinya.

Bagi Ahok, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana mensejahterakan pemegang saham, karyawan, dan juga rakyat. Selain itu, proyek ini diharapkan juga dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur.

Berangkat dari visi itu pada tahun 1994, Ahok sangat didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan (alm) Wasidewo untuk membangun pabrik pengolahan pasir kwarsa yang pertama di Pulau Belitung dengan memanfaatkan teknologi dari US dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan dapat menjadikan cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).

Foto Ahok dari Liputan 6

Politik Ahok Part 1
Sebagai pengusaha Ahok mengalami sendiri susahnya melawan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan pejabat yang "diusiknya". Sempat juga terpikir oleh Ahok untuk pindah ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak mentah mentah oleh ayahnya Indra Tjahaja Purnama yang mengatakan bahwa suatu hari rakyat akan bersandar Ahok untuk memperjuangkan nasib rakyat.

Keluarga Ahok dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, Ayah Ahok yang akrab dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan sebuah ilustrasi yang terpatri oleh Ahok sampai sekarang.

"Jika seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk 2000 orang. Tetapi jika uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat."

Bermodal keyakinan dari paham Kong Hu Cu yakni orang miskin jangan melawan orang kaya dan orang kaya jangan melawan pejabat, serta keinginan yang besar untuk membantu rakyat di kampung halamannya, dan juga kefrustasian akan kewenangan pejabat yang ia alami dalam tahun tahun terakhir, Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 2003.

Pertama kali ia terjun ke dunia politik adalah dengan dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Pada saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Kemudian pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan modal uang yang sangat terbatas untuk terjun ke dunia politik, dan berbekal motode kampanye yang lain dari yang sudah ada, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, maka Ahok cepat mendaat hati di rakyat belitung dan ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.


Integritas Ahok terbukti selama ia menjabat di DPRD dengan menolak dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD yang fiktif, dan menjadi dikenal masyarakat banyak karena Ahok satu-satunya anggota DPRD yang secara langsung sering bertemu dengan rakyat untuk mendengar keluhan mereka.


Ahok Berpose ala Remaja

Politik Ahok Part 2
Setelah 7 bulan menjabat di DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok maju menjadi Bupati. Kemudian didorong bekal itu, Ahok maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok tetap mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telepon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cmetode ini Ahok mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang lain dan tetap tanpa politik uang, Ahok secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan terpilih menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah kampung dari Prof. Yusril Ihza Mahendra.

Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD, Ahok mengerti betul tentang seluk beluk sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada di Belitung. Dan dalam waktu yang sangat singkat sebagai Bupati, Ahok mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsip yang dianut Ahok sangat sederhana yakni, jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama menjabat menjadi bupati Ahok dikenal sebagai sosok yang anti suap di semua kalangan masyarakat, baik di kalangan lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia berani memotong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

Kesuksesan Ahok ini gaungnya terdengar ke seluruh penjuru Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal menjadi Gubernur Babel.

Foto Semasa Kampanye Jokowi dan Ahok

Politik Ahok Part 3
Dalam pemilu legislatif 2009 Ahok maju sebagai caleg dari partai Golkar. Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di Babel hanya tersedia 3 kursi), Ahok berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR, dikarenakan pada waktu itu ada perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.

Selama di DPR, Ahok duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai figur yang vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, yaitu transparansi dan profesionalisme. Ahok bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk merebut kepemimpinan di daerah.

Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang dalam politik. Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional.

Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan.



Berbekal pengalaman Ahok dalam usaha dan karirnya, kita sedikit banyak mengetahui bahwa masih banyak pejabat di Indonesia yang mencoba merusak Sistem Pemerintahan Indonesia dengan mencari celah dari kekuasaan yang dimiliki oleh pejabat untuk mendatangkan untung pribadi. Namun Ahok tak gentar dan tak takut berkata benar walau ada usahanya yang ditutup oleh kesewenang-wenangan pejabat yang tidak suka akan Ahok. Dari sana bahkan Ahok mencoba untuk memperbaiki Sistem Pemerintahan Indonesia ke kodrat asalnya yakni dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Berbekal prinsip jika kepalanya lurus maka bawahannya juga pasti lurus, karir politik Ahok bisa dibilang gemilang, karena sepak terjangnya tidak berhenti walau Ahok telah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Bahkan Video "marah-marah" ahok ditonton paling banyak dari video politik Indonesia manapun. Dimedia pertelevisian Ahok juga kerap kali diberitakan. Hal ini cukup membuktikan bahwa Sistem Pemerintahan Indonesia Ala Ahok banyak diminati oleh masyarakat yang sudah bosan dengan janji janji pejabat pasca orde baru ini.

Ketemu Blog Ini Dari Google ya? :)

Pengen bisa kayak blog nuansa? Makanya, kalo mampir ke blog orang, kamu biasain share lewat facebook/twitter/G+, atau follow blognya, atau setidaknya comment di blognya. Lambat laun nanti blog kamu bakal dikenal google karena banyak jejak kamu dimana mana. Tapi kalo mau tau cara lebih cepet, hubungi nuansa aja di contact us. Tapi sebelumnya, tinggalin jejak dulu ya. :)

3 comments: