Saturday, June 15, 2013

Profil Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)


Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah salah satu partai politik terbesar di Indoesia. PDI-P sudah berkecimpung di Sistem Pemerintahan Indonesia semenjak peristiwa 27 Juli 1996. Peristiwa ini berhasil menampilkan Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan. Sebenarnya Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota Komisi I DPR, tapi baru pada tanggal itu, Sang Mantan Presiden ini namanya mencuat ke seluruh antero negeri ini.




Untuk menyongsong Pemilu 1999 Presiden Habibie membuka kehidupan partai politik di Indonesia, kemudian barulah partai PDI-P didirikan. Dalam Pemilu 2009, PDI-P memperoleh memperoleh 151 kursi,pada waktu itu PDI-P memperoleh peringkat pertama. Namun, PDI-P gagal membawa Megawati ke kursi kepresidenan, karena dalam voting Sidang Umum MPR 1999 Megawati Soekarno Putri kalah suara dari Abdurrahman Wahid, dan oleh karenanya Megawati menduduki kursi wakil presiden. Setelah Abdurrahman Wahid. Baru pada tahun 2001, PDI-P berhasil menempatkan Megawati ke kursi presiden setelah Abdurahman Wahid turun dari jabatan presiden.

Dalam Pemilu Legislatif 2004, PDI-P memperoleh 109 kursi, pada waktu itu PDI-P memduduki peringkat 2 dalam perolehan suara. Untuk Pemilu Presiden 2004, PDI-P kembali mencalonkan Megawati sebagai calon presiden.

Pada 28 Maret 2005, Kongres II PDI-P dilaksanakan di Sanur, Bali. Kongres selesai pada 31 Maret, 2 hari lebih cepat dari yang direncanakan. Hasil dari kongres tersebut adalah kembali terpilihnya Megawati Soekarnoputri secara aklamasi sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan periode 2005-2010. Kemudian Megawati menunjuk Pramono Anung Wibowo, seorang politisi muda, sebagai Sekretaris Jenderal. Dan Guruh Sukarnoputra, adik beliau, terpilih sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Berikut adalah informasi-informasi berkaitan dengan PDI-P:

Nomor Urut Partai: 4
Situs Resmi Partai: http://www.pdiperjuangan.or,id
Sekretariat: antor DPP PDI Perjuangan, Jl Lenteng Agung Jakarta Selatan 10710
Azas : Pancasila
Lambang Partai : Gambar kepala banteng dengan moncong berwarna putih dalam lingkaran yang latarnya berwarna merah.

Ketua Umum: Megawati Soekarnoputri

Sekretaris Jenderal: Pramono Anung
Wakil Bid. Internal: Eriko Sotarduga
Wakil Bid. Program: Ahmad Basarah
Wakil Bid. Kesekretariatan: Hasto Kristianto

Bendahara Umum: Olly Dondokambey
Wakil Bidang internal: Rudianto Tjen
Wakil Bidang Program: Juliari Pieter Batubara

Ketua Dewan Pimpinan Pusat:
Bidang Kehormatan Partai: Sidharto Danusubroto
Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga Negara: Puan Maharani
Bidang Keanggotan Kaderisasi & Rekrutmen: Idham Samawi
Bidang Org: Djarot Syaiful Hidayat
Bidang Bid. Informasi & Komunikasi: Rano Karno
Bidang Sumber Daya & Dana: Effendi Simbolon
Bidang Pertanian Perikanan & Kelautan: Mindo Sianipar
Bidang Kesehatan & Tenaga Kerja: Ribka Tjiptaning
Bidang Pendidikan Keagamaan & Kebudayaan: Hamka Haq
Bidang Industri Perdagangan: Nusyirwan Sujono
Bidang Perempuan & Anak: Wiryanti Sukamdani
Bidang Pemuda & Olahraga: Maruarar Sirait
Bidang Infrastruktur & Perumahan: I Made Urip
Bidang Energi Pertambangan & Lingkungan Hidup: Bambang Mulyanto
Bidang Kehutanan & Perkebunan: Muhammad Prakosa
Bidang Keuangan & Perbankan: Emir Moeis
Bidang Hukum HAM & Perundang-undangan: Trimedya Panjaitan
Bidang Pertahanan Keamanan & Hubungan Internasional: Andreas Pareira
Bidang Pemerintahan & Otonomi Daerah: Komaruddin Watubun

Monday, June 10, 2013

Profil Partai Keadilan Sejahtera


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai besar di Indonesia yang sudah berkecimpung dalam Sistem Pemerintahan Indonesia semenjak era reformasi. PKS berdiri pada 20 Juli 1998 dengan nama awal Partai Keadilan (PK) dalam sebuah konferensi pers di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru. Presiden pertama partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.



Pada 20 Oktober 1999, PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid. Nurmahmudi Ismail pun ditunjuk untuk mengisi posisi tersebut. 

Menjabat sebagai mentri, Nurmahmudi Ismail kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai. Dan posisinya pada 21 Mei 2000 digantikan oleh Hidayat Nur Wahid. 

Pada Pemilu 1999, PK berhasil mengumpulkan 1,4 juta suara pemilih. PK harus "bersalin baju" yang dikenakan sebab total suaranya tak mencapai batas electoral treshold, yakni (ET) 2% yang dijelaskan pada UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikutsertaan parpol pada pemilu selanjutnya, maka PK wajib mengganti namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu selanjutnya. 

3 Juli 2003,PK bergabung dengan PKS yang sehari sebelumnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sanggup menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Provinsi dan kabupaten kota. Dan dengan penggabungan ini, seluruh aset dan hak milik PK menjadi milik PKS. Dengan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Setelah Pemilu 2004, Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid terpilih sebagai ketua MPR periode 2004-2009. Kemudian beliau mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PKS. Dan posisi ini digantikan oleh Tifatul Sembiring melalaui Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta. Kemudian Presiden PKS ini juga dipercaya oleh Presiden Indonesia sebagai menteri komunikasi dan informatika (Menkominfo). 

Maka kepemimpinan PKS pun berpindah ke Luthfi Hasan Ishaq sebagai pjs Presiden PKS. Yang kemudian terpilih menjadi Presiden PKS periode 2010-2015 pada Sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 - 20 Juni 2010 di Jakarta. 

Pada bulan Januari 2013, Luthfi Hasan Ishaq menjadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dugaan kasus impor daging sapi. Yang kemudian posisinya digantikan oleh Anis Mata.


Berikut adalah informasi-informasi berkaitan dengan PKS: 

Nomor Urut Partai: 3
Situs Resmi Partai: http://www.pkspiyungan.org/
Sekretariat: Jl Tb Simatupang No 82 Pasar Minggu Jakarta 21520 Tlp 021-78842416

Ketua Majelis Syura : KH Hilmi Aminuddin

Dewan Syari'ah Pusat: Ketua : K.H. Dr. Surahman Hidayat
Sekretaris : KH. Bakrun Syafei, Lc.
Ketua Tanfiziyah : KH. Bukhori Yusuf, Ma.

Majelis Pertimbangan Pusat
Ketua : Untung Wahono
Sekretaris : Mardani Ali Sera Arifinto

Dewan Pengurus Pusat
Presiden : Muhammad Anis Matta
Sekretaris Jenderal : ?
1. Wakil Bidang Kord. Lembaga Tinggi : Ade Barkah
2. Wakil Bidang Administrasi : Budi Hermawan
3. Wakil Bidang Org. : Ahmad Chudori
4. Wakil Bidang Kompol : Fahri Hamzah
5. Wakil Bidang Media : Mahfudz Sidik
6. Wakil Bidang Arsip & Sejarah : Sitaresmi Soekanto
7. Wakil Bidang Data & Informasi : Riko Desendra
8. Wakil Bidang Perencanaa : Gunawan
9. Wakil Bidang Protokoler : Budi Dharmawan

Bendahara Umum : Mahfudz Abdurrahman
Sekretaris : Sarah Handayani

Ketua-Ketua Dewan Pengurus Pusat:
1. Bidang Wilayah Dakwah Sumatra 
    Ketua : Chairul Anwar
    Wakil Ketua : Muhammad Idris Luthfi
2. Bidang Wilayah Dakwah Dki Jakarta, Jawa Barat, Banten 
    Ketua : Ma'mur Hasanuddin
3. Bidang Wilayah Dakwah Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Timur
    Ketua : Zuber Safawi
    Wakil Ketua : Rofi' Munawar
4. Bidang Wilayah Dakwah Bali Dan Nusa Tenggara
    Ketua : Oktan Hidayat
5. Bidang Wilayah Dakwah Kalimantan
    Ketua : Hadi Mulyadi
    Wakil Ketua : Riswandi
6. Bidang Wilayah Dakwah Sulawesi
    Ketua : Najamuddin
7. Bidang Wilayah Dakwah Indonesia Timur
    Ketua : M.K. Renwarin
    Wakil Ketua : Aidil Heryana
8. Bidang Bidang Kaderisasi 
    Ketua : Musyafa Ahmad Rahim
9. Bidang Bidang Pembangunan Keummatan
    Ketua : Ahmad Zainuddin
10. Bidang Bidang Kepanduan Dan Olah Raga
      Ketua : Asep Saefullah
11. Bidang Generasi Muda Dan Profesi
      Ketua : Taufik Ridho
12. Bidang Politik, Pemerintahan, Hukum Dan Keamanan
      Ketua : Mustafa Kamal
      Wakil Ketua Agus Purnomo
13. Bidang Kelembagaan Pendidikan&Sosial
      Ketua : Deni Tresnahadi
14. Bidang Pengembangan Ekonomi Dan Kewirausahaan
      Ketua : Jazuli Juwaini
15. Bidang Kewanitaan
      Ketua : Anis Byarwati


Ketua-Ketua Badan:
1. Badan Penegak Disiplin Organisasi
    Ketua : Aus Hidayat
2. Badan Pengembangan Kepemimpinan
    Ketua : Dwi Triyono
3. Badan Pemenangan Pilkada
    Ketua : Muhammad Syahfan Badri
4. Badan Hubungan Luar Negeri
    Ketua : Budiyanto


Sunday, June 9, 2013

Profil Partai Nasional Demokrat (Nasdem)


Partai Nasional Demokrat (Nasdem)

Partai Nasdem merupakan satu-satunya Partai baru, yang berhasil lolos mengikuti hajat akbar perlehatan politik Sistem Pemerintahan Indonesia pemilu 2014. Meskipun Partai Nasdem tergolong baru, para petinggi partai ini adalah tokoh-tokoh keluaran Parpol besar yang mungkin berbeda Visi sehingga memutuskan keluar dan mendirikan Partai Nasdem. Tokoh yang akrab dipikiran rakyat Indonesia jika mendengar Partai Nasdem sudah pasti Surya paloh, beliau merupakan tokoh parpol Golkar jaman dahulu sebelum keluar dan memutuskan mendirikan Nasdem. Partai Nasional Demokrat didirikan pada tanggal 26 Juli 2011.




Berikut adalah informasi-informasi berkaitan dengan Partai Nasdem.

Nomor Urut Pemilu 2014 : 1
Situs Resmi Partai : http://www.partainasdem.org/
Sekretariat :  Jl. RP. Soeroso No. 44, Gondangdia Lama, Jakarta 10350

Ketua Umum : Surya Paloh

Sekjen : Patrice Rio Capella
Wakil sekjen Bid Org. Keanggotaan dan Kaderisasi : Willy Aditya, S.Fil, MDM
Wakil sekjen Bid In dan Kesekretariatan : Dra. Nining Indra Shaleh, M.Si
Wakil sekjen Bid Renlitbang : Dedy Ramanta, SH
Wakil sekjen Bid Eks : Siar Anggretta Siagian, MA

Bendahara Umum : Frankie Turtan
Waben Bid Penggalangan Dana : Guntur Santosa
Waben Bid Pengelolaan Aset : Joice Triatman

Ketua Bid Pemilihan Umum : Ferry Mursyidan Baldan
Ketua Bid Org. Keanggotaan dan Kaderisasi : Sugeng Suparwoto
Ketua Bid Media dan Komunikasi Politik : Sri Sajekti Sudjunadi
Ketua Bid Pend. Politik dan Kebudayaan : Dr. Silverius Sonny Y. Soeharso
Ketua Bid Politik dan Pemerintahan : Akbar Faizal
Ketua Bid Hukum, Advokasi dan HAM : Taufik Basari
Ketua Bid Otonomi Daerah : Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.
Ketua Bid Pertanian dan Maritim : Victor Laiskodat, SH, MH
Ketua Bid Pertahanan dan Keamanan : Laks(Purn) Tedjo Edhy, SH
Ketua Bid Energi, SDA dan Lingkungan Hidup : Dr. Kurtubi
Ketua Bid Agama dan Masy. Adat : Hasan Aminudin
Ketua Bid Hublu : Enggartiasto Lukita
Ketua Bid Ekonomi dan Moneter : Dr. Anthony Budiawan
Ketua Bid Kesehatan, Perempuan dan Anak : Irma Chaniago
Ketua Bid Industri, Perdagangan dan Tenaga Kerja : Zulfan Lindan
Ketua Bid Olahraga, Pemuda dan Mahasiswa : Martin Manurung, SE, MA

Ketua Mahkamah Partai : OC Kaligis
Ketua Dewan Pertimbangan Partai : Endriartono Sutarto
Ketua Dewan Pakar : Bachtiar Aly

Daftar Partai Politik Pemilu 2014


Sistem Pemerintahan Indonesia saat ini tidak lepas dari proses pemilihan umum dan partai politik. Untuk Pemilu 2014, KPU sudah menetapkan Partai Politik mana saja yang akan mengikuti Hajat Akbar Perlehatan Sistem Pemerintahan Indonesia. Peserta pemilu terdiri dari 12 Partai Politik Nasional dan 3 Partai Politik Lokal di Aceh. Berikut adalah daftar tetap Partai Politik peserta pemilu 2014 beserta nomor urutnya :


  1. Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
  2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
  3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
  5. Partai Golongan Karya (Golkar)
  6. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
  7. Partai Demokrat (PD)
  8. Partai Amanat Nasional (PAN)
  9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
  10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
  11. Partai Damai Aceh (PDA)
  12. Partai Nasional Aceh (PNA)
  13. Partai Aceh (PA)
  14. Partai Bulan Bintang (PBB)
  15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

Saturday, June 8, 2013

Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Rhoma Irama


Sistem Pemerintahan Indonesia menurut Rhoma Irama memang cukup unik, dari stasiun televisi yang satu ke stasiun televisi yang lain Raden Haji Oma Irama atau yang biasa kita kenal Rhoma Irama ini acap kali memberikan suatu pandangan tentang sistem pemerintahan Indonesia menurut beliau. Pandangan Rhoma Irama terhadap sistem pemerintahan Indonesia tak lepas dari sejarah yang menempa hidup dan pikiran beliau. Mari kita apa apa saja yang membentuk buah pikiran dan karakter akan sistem pemerintahan indonesia ala Raden Haji Oma Irama. 

Tentang Rhoma Irama

  1. Raden Haji Oma Irama yang dikenal dengan nama Rhoma Irama lahir di Tasikmalaya, pada tanggal11 Desember 1946.
  2. Pria berdarah biru ini adalah putra ke 2 dari 14 bersaudara, 8 laki-laki dan 6 perempuan (8 saudara kandung, 4 saudara seibu dan 2 saudara dari ayah tirinya).
  3. Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya, adalah komandan gerilyawan Garuda Putih, beliau memberinya nama ‘Irama’ karena bersimpati terhadap grup sandiwara Irama Baru asal Jakarta yang pernah diundangnya untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. 

Foto Rhoma Irama For President 2014

Masa Kecil Rhoma Irama


Sebelum pindah ke Tasikmalaya, keluarga Rhoma Irama tinggal di Jakarta. Di kota Jakarta kakak Rhoma Haji Benny Muharam dilahirkan. Setelah beberapa tahun tinggal di Tasikmalaya, keluarga Rhoma Irama dan kakaknya, Haji Benny Muharam, beserta adik-adiknya Rhoma Irama, Handi dan Ance, pindah lagi ke Jakarta. Mereka tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, kemudian pindah lagi ke Bukit Duri Tanjakan. Di Bukit Duri Tanjakan inilah mereka menghabiskan masa kecil dan remaja sampai tahun 71 baru kemudian pindah lagi ke daerah Tebet.

Sedari kecil Rhoma Irama sudah memperlihat bakat seninya. Rhoma Irama acap kali berhenti menangis jikalau ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol ( TK), Rhoma Irama sudah mulai menyukai lagu lagu. Minatnya tumbuh besar ketika masuk sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD, Rhoma Irama sudah dapat menyanyikan lagu Barat dan India dengan baik. Rhoma Irama sering menyanyikan lagu No Other Love, lagu favorit ibunya, dan lagu Mera Bilye Buchariajaya. Selain itu, Rhoma Irama juga menyukai lagu-lagu Timur Tengah yang pada saat itu dipopulerkan oleh Umm Kaltsum.

Bakat musik Rhoma Irama mungkin berasal dari ayahnya yang ahli dalam memainkan alat musik seruling serta menyanyikan lagu-lagu kesenian Sunda. Selain itu, paman Rhoma Irama suka mengajarinya lagu Jepang ketika Rhoma masih kecil. Dari pengalamannya menyanyikan lagu India dan Barat waktu sekolah dasar, dan juga lagu pop serta rock Barat hingga akhir 1960-an lalu beralih ke musik Melayu, menjadikan lagu yang diciptakan dan dinyanyikan Rhoma Irama mempunyai karakter tersendiri.

Dikarenakan usia dengan kakaknya Benny tidak berbeda jauh, Rhoma selalu kompak dengan abangnya. Yang berbeda dengan kakaknya adalah Rhoma lebih sering ikut mengaji di surau atau rumah kyai. Ke sekolah pun mereka berdua selalu berangkat bersama-sama. Dengan berboncengan sepeda mereka berangkat menuju SD Kibono di Manggarai.

Di SD, bakat menyanyi Rhoma semakin terasah karena setiap kali ada kesempatan untuk menyanyi didepan kelas, RHoma tidak takut untuk mempertunjukan keahliannya. Rhoma Irama bahkan menyanyi dengan suara keras. Setiap kali menyanyi Rhoma selalu jadi perhatian murid-muridkarena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak ataupun lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India atau lagu barat.

Bakat Rhoma tersebut mendapat perhatian penyanyi senior, Bing Slamet karena melihat penampilan Rhoma yang mengesankan ketika menyanyikan sebuah lagu Barat dalam acara pesta di sekolahnya. Ketika Rhoma duduk di kelas 4 SD, Bing membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung Serikat Buruh Kereta Api, yang berada di Manggarai.

Sejak itu, Rhoma muda mejadi tergila gila dengan musik. Dengan Otodidak, ia belajar memainkan gitar sampai ahli. Rhoma sering membuat ibunya marah besar, setiap pulang sekolah, yang pertama dia cari adalah gitar. Begitu juga kalau keluar rumah, gitar tak luput dari list barang yang wajib dibawa.

Pernah ada cerita bahwa, ketika ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, Rhoma menolak karena sedang bermain gitar. Akibat ulahnya itu, ibunya marah dan melempar gitarnya lalu ke pohon jambu hingga gitar Rhoma pecah dan rusak.

Sewaktu Rhoma masih kelas 5 SD tahun 58, ayahnya meninggal dunia. Ayah Rhoma meninggalkan 8 anak, yakni : Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry, dan Yayang. Ketika kakak Rhoma, Benny duduk di kelas 1 SMP, ibunya menikah lagi dengan  perwira ABRI, Raden Soma Wijaya, yang masih ada hubungan darah. Ayah tirinya ini memiliki 2 anak dari istrinya yang terdahulu.

Rhoma Irama tinggal di daerah Tebet memang waktu itu tergolong cukup "berada" bila dibandingkan dengan masyarakat sekitar rumahnya. Rumah yang bagus serta memiliki beberapa mobil  mewah di zaman itu. Rhoma sendiri pun sangat fashionable pada jamannya.

Ayah tiri Rhoma inilah yang membuka jalan bagi Rhoma ke dunia musik, di dampingi pamannya, Rhoma mendapat ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat-alat musik akustik berupa gitar, bongo, dan sebagainya.


Foto Rhoma Irama Masa Remaja

Masa Kenakalan Remaja dan Perjuangan Rhoma Irama

Dunia Rhoma di masa kanak-kanak tergolong cukup bengal. Rhoma suka berkelahi dengan anak-anak lain, memang lingkungan pergaulannya ketika itu tergolong cukup keras. Seperti Anak-anak zaman sekarang yang cenderung mengelompok dalam geng, dan mencoba eksis dengan berbuat onar atau bersaing terhadap geng lainnya, zaman remaja Rhoma Irama pun seperti itu. Dengan demikian, perkelahian antar geng sering kali tak pelak terhindarkan lagi.

Di Bukitduri tempat tinggalnya, hampir setiap kampung di daerah itu terdapat geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukit Duri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Dari Bukitduri Puteran, dan dari Manggarai banyak anak muda yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap kali mereka bertemu.

Rhoma selalu menjadi pemimpin. Tentu saja, bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhoma selalu tampil paling depan, untuk berkelahi tentunya. Meskipun pernah menang beberapa kali, Rhoma juga sering mengalami babak belur, bahkan pernah luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.

Ketika ia masuk SMP, tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma, ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing, karena sejak kecil ia sudah mendapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru silat lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada Pak Rohimin di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di Jalan talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng, para anggota geng saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari.

Karena kebandelannya itulah maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas, sehingga karena malu maka ia acapkali berpindah sekolah. Kelas Tiga SMP dijalaninya di Medan. Ketika itu ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian ia sudah pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta.

Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Sewaktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di luar dan dalam sekolah membuatnya acapkali keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, St Joseph di Solo, dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak jauh dari rumahnya.

Di masa SMA lah Rhoma sempat melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di sana dia ditampung di rumah seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya, sebelum ‘terdampar’ di Solo, ia berniat hendak belajar agama di Pesantren Tebuireng Jombang. Namun, karena tidak membeli karcis, Rhoma, Benny kakaknya, dan tiga orang temannya, Daeng, Umar, dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan lalu diturunkan di tempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja, mereka naik kereta lagi menuju Solo.

Di Solo, Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolah diperolehnya dari mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun, karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas 17 Agustus, tapi hanya bertahan satu tahun karena ketertarikan Rhoma kepada dunia musik sudah terlampau besar.

Rhoma Irama Tampil di Salah Satu Stasiun Televisi

Puncak Karir Rhoma Irama
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Tahun 1972, ia menikahi Veronica yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27) dan Romy (26). Tetapi sayang, Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985 setelah sekitar setahun sebelumnya Rhoma menikahi Ricca Rachim – partner-nya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Melodi Cinta, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri.

Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984).

Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Pak Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.

Hingga saat ini Rhoma Irama tetap konsisten dalam meluaskan syiar agama. Rhoma Irama sadar betul bahwa Indonesia yang merupakan negara dengan penduduknya mayoritas beragama Islam mempunyai potensi yang luar biasa jika masyarakat muslim bersatu dalam naungan Islam. Namun tak dapat dipungkiri oleh Rhoma Irama bahwa walaupun negara Indonesia ini masyarakatnya mayoritas beragama Islam tetapi Sistem Pemerintahan Indonesia bukan bedasarkan hukum syariat Islam. Rhoma Irama menginginkan agar semua masyarakat muslim Indonesia sadar bahwa yang terbaik bagi Sistem Pemerintahan Indonesia adalah harus kembali pada ajaran agama. Berbekal pengalaman mensyiarkan Islam lewat lagu, dan mengajak masyarakat ke jalan yang disukai-Nya lewat lagu, dan didorong oleh fans Rhoma Irama yang tersebar didalam penjuru Indonesia, maka Rhoma Irama mengajak masyarakat Indonesia memegang teguh Islam agar Sistem Pemerintahan Indonesia sesuai dengan koridor ajaran-Nya. Agama : Soulusi Untuk Sistem Pemerintahan Indonesia Yang Lebih Berahlaq, itulah konsep Sistem Pemerintahan Indonesia ala Rhoma Irama alias Bang Haji.


Friday, June 7, 2013

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut Ahok


Sistem Pemerintahan Indonesia menurut Ahok pasti memiliki pandangan berbeda dengan kita. Memang pandangan akan sistem pemerintahan indonesia akan beragam bila kita mencoba melihat dari sudut yang lain, dari sejarah atau kejadian kejadian penting yang membentuk karakter seseorang akan kecintaannya terhadap Indonesia. Untuk itu mari kita mengenal Ir. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lebih dalam untuk mengetahui  apa yang membentuk karakter pemikiran tentang Sistem Pemerintahan Indonesia ala Ahok.

Tentang Ahok
Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM (Ahok)
Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
Tanggal lahir : 29 Juni 1966
Agama : Kristen Protestan
Nama Istri : Veronica, ST
Nama anak pertama : Nicholas
Nama anak kedua : Nathania
Nama anak ketiga : Daud Albeenner
Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
Nama ibu : Buniarti Ningsih


Ahok Bergaya Untuk Majalah Tempo.

Masa Pendidikan dan Pengalaman Kerja


Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok lahir di desa "Laskar Pelangi" gantung, Belitung Timur. Ia melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih jurusan Teknik Geologi fakultas FTM Universitas Trisakti.

Setelah mendapatkan gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, Ahok pulang kampung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan PT Timah.

Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Ahok sadar bahwa hal ini tidak akan mampu mewujudkan visi yang ia miliki, sebab untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan investor juga dibutuhkan manajemen yang profesional.

Untuk itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Setelah menyelesaikan S-2 nya Ahok bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta. Perusahaan ini bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ahok bekerja disini sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai ancang ancang untuk membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Dan pada tahun 1995 Ahok memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali pulang ke kampung untuk mewujudkan visinya.

Bagi Ahok, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana mensejahterakan pemegang saham, karyawan, dan juga rakyat. Selain itu, proyek ini diharapkan juga dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur.

Berangkat dari visi itu pada tahun 1994, Ahok sangat didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan (alm) Wasidewo untuk membangun pabrik pengolahan pasir kwarsa yang pertama di Pulau Belitung dengan memanfaatkan teknologi dari US dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan dapat menjadikan cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).

Foto Ahok dari Liputan 6

Politik Ahok Part 1
Sebagai pengusaha Ahok mengalami sendiri susahnya melawan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan pejabat yang "diusiknya". Sempat juga terpikir oleh Ahok untuk pindah ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak mentah mentah oleh ayahnya Indra Tjahaja Purnama yang mengatakan bahwa suatu hari rakyat akan bersandar Ahok untuk memperjuangkan nasib rakyat.

Keluarga Ahok dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, Ayah Ahok yang akrab dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan sebuah ilustrasi yang terpatri oleh Ahok sampai sekarang.

"Jika seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk 2000 orang. Tetapi jika uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat."

Bermodal keyakinan dari paham Kong Hu Cu yakni orang miskin jangan melawan orang kaya dan orang kaya jangan melawan pejabat, serta keinginan yang besar untuk membantu rakyat di kampung halamannya, dan juga kefrustasian akan kewenangan pejabat yang ia alami dalam tahun tahun terakhir, Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 2003.

Pertama kali ia terjun ke dunia politik adalah dengan dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Pada saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Kemudian pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan modal uang yang sangat terbatas untuk terjun ke dunia politik, dan berbekal motode kampanye yang lain dari yang sudah ada, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, maka Ahok cepat mendaat hati di rakyat belitung dan ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.


Integritas Ahok terbukti selama ia menjabat di DPRD dengan menolak dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD yang fiktif, dan menjadi dikenal masyarakat banyak karena Ahok satu-satunya anggota DPRD yang secara langsung sering bertemu dengan rakyat untuk mendengar keluhan mereka.


Ahok Berpose ala Remaja

Politik Ahok Part 2
Setelah 7 bulan menjabat di DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok maju menjadi Bupati. Kemudian didorong bekal itu, Ahok maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok tetap mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telepon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cmetode ini Ahok mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang lain dan tetap tanpa politik uang, Ahok secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan terpilih menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah kampung dari Prof. Yusril Ihza Mahendra.

Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD, Ahok mengerti betul tentang seluk beluk sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada di Belitung. Dan dalam waktu yang sangat singkat sebagai Bupati, Ahok mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsip yang dianut Ahok sangat sederhana yakni, jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama menjabat menjadi bupati Ahok dikenal sebagai sosok yang anti suap di semua kalangan masyarakat, baik di kalangan lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia berani memotong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

Kesuksesan Ahok ini gaungnya terdengar ke seluruh penjuru Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal menjadi Gubernur Babel.

Foto Semasa Kampanye Jokowi dan Ahok

Politik Ahok Part 3
Dalam pemilu legislatif 2009 Ahok maju sebagai caleg dari partai Golkar. Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di Babel hanya tersedia 3 kursi), Ahok berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR, dikarenakan pada waktu itu ada perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.

Selama di DPR, Ahok duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai figur yang vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, yaitu transparansi dan profesionalisme. Ahok bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk merebut kepemimpinan di daerah.

Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang dalam politik. Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional.

Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan.



Berbekal pengalaman Ahok dalam usaha dan karirnya, kita sedikit banyak mengetahui bahwa masih banyak pejabat di Indonesia yang mencoba merusak Sistem Pemerintahan Indonesia dengan mencari celah dari kekuasaan yang dimiliki oleh pejabat untuk mendatangkan untung pribadi. Namun Ahok tak gentar dan tak takut berkata benar walau ada usahanya yang ditutup oleh kesewenang-wenangan pejabat yang tidak suka akan Ahok. Dari sana bahkan Ahok mencoba untuk memperbaiki Sistem Pemerintahan Indonesia ke kodrat asalnya yakni dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Berbekal prinsip jika kepalanya lurus maka bawahannya juga pasti lurus, karir politik Ahok bisa dibilang gemilang, karena sepak terjangnya tidak berhenti walau Ahok telah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Bahkan Video "marah-marah" ahok ditonton paling banyak dari video politik Indonesia manapun. Dimedia pertelevisian Ahok juga kerap kali diberitakan. Hal ini cukup membuktikan bahwa Sistem Pemerintahan Indonesia Ala Ahok banyak diminati oleh masyarakat yang sudah bosan dengan janji janji pejabat pasca orde baru ini.

Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer


Sistem Pemerintahan Parlementer memang sering dianggap lebih baik dari pada sistem pemerintahan yang dianut oleh Indonesia. Tapi balik lagi kedalam dasar suatu negaranya, kelebihan dan kekurangan dalam suatu pemerintahan memang tidak lepas kaitannya dalam budaya yang membentuk sistem pemerintahan itu sendiri.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer


Berikut adalah Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer,

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
  1. Pembuat kebijakan dapat diambil secara cepat karena penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislative mudah terjadi. Hal ini disebabkan kekuasaan pada badan eksekutif dan badan legislative pasti berada pada satu partai atau koalisi partai.
  2. Koridor tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik sangat jelas.
  3. Pengawasan dari parlemen sangat besar terhadap cabinet yang berkuasa sehingga kabinet menjadi sangat berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
  1. Kedudukan badan eksekutif sangat bergantung pada dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
  2. Keberlangsungan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat dibubarkan oleh parlemen.
  3. Sering juga kabinet bisa mengendalikan parlemen. Hal ini terjadi apabila anggota anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Oleh karena itu pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai maka anggota anggota cabinet pun dapat mengusai parlemen.
  4. Parlemen dapat menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif beda halnya dengan system pemerintahan presidensial. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen akan sangat bermanfaat dan menjadi cikal bakal karakter yang penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
Sistem Pemerintahan Parlementer ini memang kurang akrab bagi rakyat Indonesia. Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial, yang sistemnya jelas berbeda dengan sistem pemerintahan parlementer.

Berikut adalah penjelasan tentang sistem pemerintahan indonesia dan sistem pemerintahan presidensial.